The Art of Loving
Erich Fromm
Usaha seseorang untuk mendapatkan cinta dalam dirinya harus dilakukan dengan sesuatu yang produktif. Cinta tidak dapat dicapai secara individualis, melainkan harus didasari dengan cinta sesama.
Jika ada dua orang yang saling asing atau tidak saling kenal kemudian dinding antar mereka terpecah dan mereka merasa dekat, adanya hubungan intim dan daya tarik seksual, mereka sedang merasakan cinta, namun cinta jenis ini tidak abadi. Mereka menjadi akrab sampai menghilangkan banyak karakter buruk tentang mereka seperti antagonis, kekecewaan, kebosanan, bahkan membunuh sekalipun. Kemudian menjadi tergila-gila satu sama lain.
Cinta adalah seni, namun dalam dunia barat banyak hal yang dianggap lebih penting daripada cinta, seperti kesuksesan, uang, dan kekuasaan, hampir tidak ada waktu untuk mempelajari seni cinta. Mungkin bagi mereka cinta hanyalah keuntungan jiwa, sedangkan uang dan harta adalah hal yang sangat berharga.
Kebutuhan manusia yaitu mengatasi dirinya dari kesendirian, kegagalan mutlak untuk mencapai hal tersebut adalah kegilaan. Pengalaman sepasang kekasih yang berpisah membuat seseorang menjadi rendah diri, malu, dan rasa bersalah. Kebanyakan orang mengatasinya dengan bergabung dalam suatu kelompok. Tujannya adalah memiliki teman yang dapat menyelamatkan diri dari pengalaman menakutkan seperti kesendirian. Kejadian kecanduan alkohol, obat terlarang, seksualisme, dan bunuh diri adalah gejala kegagalan relatif dari pertemanan.
Cinta adalah kekuatan aktif dalam diri manusia yang membuat dia dapat mengatasi rasa terisolasi, dalam cinta terjadi paradoks yang menyatukan dua mahluk menjadi satu namun tetap dua. Cinta adalah memberi bukan menerima, memberi bukan karena kekurangannya melainkan karena dengan memberi terletak ekspresi gairah.
Perawatan dan perhatian menyiratkan aspek lain dari cinta, tanggung jawab adalah sebuah tindakan sukarela sepenuhnya. Tanggung jawab dapat memburuk dan menjadi posesif jika tidak dilengkapi oleh komponem ketiga cinta, hormat. Menghormati bukan karena ketakutan atau rasa hormat, melainkan menyadari orang lain sebagai individu yang unik. Peduli dan tanggung jawab akan menjadi buta jika tidak dibimbing oleh pengetahuan tentang orang tersebut. Pengetahuan akan menjadi kosong jika tidak termotivasi olah keprihatinan.
Hambatan terbesar manusia bukanlah penyakit, tetapi keputus asaan.
